KELUARGA, CERITA, PSIKOLOGI, UMUM,

My photo
Just Ordinary Person Who Like Write (desktop mode to see more space view)
Powered By Blogger
Powered by Blogger.
RSS

KELUARGA : PENDERITAAN AKIBAT BROKEN HOME PADA ANAK

  
     
      

            Secara umum broken home di kenal oleh masyarakat sebagai permasalahan rumah tangga yang berujung pada perceraian Ayah dan Bunda. Padahal yang di sebut dengan Broken Home tidak sesederhana itu. Ayah yang tidak tidak perhatian terhadap Bunda atau Bunda yang tidak perhatian dengan Ayah atau Ayah juga Bunda yang kurang perhatian terhadap si kecil serta berperilaku negatif juga merupakan Broken Home, meskipun Ayah dan Bunda tidak/belum bercerai. Berikut yang perlu Ayah dan Bunda ketahui dampak dari broken home pada psikologi anak-anak pada masa ketidakharmonisan hubungan orang tua, sebelum dan sesudah bercerai :



1.   Sebelum bercerai,

a.    Si kecil mulai menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.

b.   Anak merasa terjepit di tengah-tengah. Karena dalam hal ini si kecil sulit sekali memilih Ayah atau Bunda, dia merasa sangat terjepit di tengah
c.    Anak sering kali mempunyai rasa bersalah.
d. Kalau kedua orang tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang tuanya. 
e.   Menjadi pendiam
f.   Berpotensi mengarah ke hal – hal negatif

2.   Sesudah bercerai,
a.    Depresi dan suka memberontak
b.   Pendiam, tidak ceria dan suka bersedih
c.    Mudah marah, agresif, suka mengamuk berbuat kerusakan atau bertindak kasa 
d.   Sulit berkonsentrasi dalam belajar yang dapat mengakibatkan prestasi sekolah menurun
e.   Takut memulai hubungan dengan lawan jenis karena takut gagal seperti orang tuanya
f.    Bahkan meniru sifat buruk orang tuanya ketika si kecil dewasa

            Anak korban perceraian yang berhasil melalui proses adaptasi dan memperoleh petunjuk hati, tidak akan mengalami kesulitan yang berarti ketika meneruskan kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya. Tetapi bagi anak yang gagal beradaptasi dan tidak memperoleh petunjuk hati (secara otodidak maupun dari bantuan orang lain) dengan lingkungan baru setelah perceraian, maka anak akan membawa dampak ini hingga dewasa. Seperti perasaan ditolak, tidak percaya diri dan tidak dicintai. Bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan meniru perilaku buruk yang Ayah dan Bunda lakukan terhadap lingkungan sekitar nya, baik dalam lingkungan eksternal (orang lain) maupun internal (keluarga).

            Untuk itu banyak orang tua yang memilih berbagai jalan keluar dengan alasan demi kebaikan anak dan salah satu yang sering terjadi ialah perceraian. Padahal perceraian bukanlah suatu keputusan yang baik dan benar. Jadi harus bagaimana? Pastinya Ayah dan Bunda bertanya seperti itu bukan.  

            Tidak ada jalan lain selain melakukan renovasi perilaku Ayah dan Bunda. Selain itu, coba lah untuk sabar, saling mengerti, saling mengingatkan, terbuka, dan tidak memperlihatkan masalah Ayah dan Bunda di depan si kecil serta sayangilah pasangan (Ayah terhadap Bunda - Bunda terhadap Ayah). Sebab sebaik - baiknya hadiah seorang Ayah terhadap anaknya ialah  menjaga dan mencintai Bunda, begitu pula sebaliknya.  Dan yang tidak kalah penting nya ialah berdoa kepada Allah SWT / Tuhan Yang Maha Esa. Mungkin ini juga bisa di jadikan pertimbangan bagi calon Ayah dan Bunda (sebelum menikah), "bukanlah sekedar indahnya paras dan harta calon Ayah dan Bunda, melainkan indah nya hati hingga menjadikan Ayah dan Bunda Pahlawan dan Bidadari di mata si kecil kelak" . "Memang benar bicara tidak semudah melakukan, tetapi tidak ada salah nya jika berusaha dan berniat menjadi lebih baik". "Segala sesuatunya berawal dari niat dan mimpi, jadi berniat dan bermimpi lah".

Semoga bermanfaat ya ... :-)

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS