Secara
umum broken
home di kenal oleh masyarakat sebagai permasalahan rumah tangga yang
berujung pada perceraian Ayah dan Bunda. Padahal yang di sebut dengan Broken
Home tidak sesederhana itu. Ayah yang tidak tidak perhatian terhadap Bunda atau
Bunda yang tidak perhatian dengan Ayah atau Ayah juga Bunda yang kurang
perhatian terhadap si kecil serta berperilaku negatif juga merupakan Broken
Home, meskipun Ayah dan Bunda tidak/belum bercerai. Berikut yang perlu Ayah dan
Bunda ketahui dampak dari broken home pada psikologi anak-anak pada masa
ketidakharmonisan hubungan orang tua, sebelum dan sesudah bercerai :
1.
Sebelum bercerai,
a.
Si kecil mulai
menderita kecemasan yang tinggi dan ketakutan.
b.
Anak merasa terjepit
di tengah-tengah. Karena dalam hal ini si kecil sulit sekali memilih Ayah atau
Bunda, dia merasa sangat terjepit di tengah
c.
Anak sering kali
mempunyai rasa bersalah.
d. Kalau kedua orang
tuanya sedang bertengkar, itu memungkinkan anak bisa membenci salah satu orang
tuanya.
e. Menjadi pendiam
f. Berpotensi mengarah
ke hal – hal negatif
2.
Sesudah bercerai,
b.
Pendiam, tidak ceria
dan suka bersedih
c.
Mudah marah,
agresif, suka mengamuk berbuat kerusakan atau bertindak kasa
d.
Sulit berkonsentrasi
dalam belajar yang dapat mengakibatkan prestasi sekolah menurun
e. Takut memulai
hubungan dengan lawan jenis karena takut gagal seperti orang tuanya
f.
Bahkan meniru sifat
buruk orang tuanya ketika si kecil dewasa
Anak
korban perceraian yang berhasil melalui proses adaptasi dan memperoleh petunjuk
hati, tidak akan mengalami kesulitan yang berarti ketika meneruskan
kehidupannya ke masa perkembangan selanjutnya. Tetapi bagi anak yang gagal
beradaptasi dan tidak memperoleh petunjuk hati (secara otodidak maupun dari
bantuan orang lain) dengan lingkungan baru setelah perceraian, maka anak akan
membawa dampak ini hingga dewasa. Seperti perasaan ditolak, tidak percaya diri
dan tidak dicintai. Bahkan tidak menutup kemungkinan ia akan meniru perilaku
buruk yang Ayah dan Bunda lakukan terhadap lingkungan sekitar nya, baik dalam
lingkungan eksternal (orang lain) maupun internal (keluarga).
Untuk
itu banyak orang tua yang memilih berbagai jalan keluar dengan alasan demi
kebaikan anak dan salah satu yang sering terjadi ialah perceraian. Padahal
perceraian bukanlah suatu keputusan yang baik dan benar. Jadi harus bagaimana?
Pastinya Ayah dan Bunda bertanya seperti itu bukan.
Semoga bermanfaat ya ... :-)