Alkisah seorang pemuda yang memiliki istri yang sangat
dicintainya, begitu juga sebaliknya. Suatu hari sang istri pun melihatnya
sedang melamun sedih dan ia pun ikut menangis. Sang istri bertanya kepada
suaminya, “Mengapa engkau menangis?” Sang suami menjawab, “Demi Allah, apa
engkau akan menjawab dengan jujur jika aku bertanya?”. “Iya, wahai suamiku”
jawab sang istri. “Aku ingat dengan segala kebaikanmu dan rasa cintaku yang
begitu besar untukmu. Lalu andai kata kelak aku meninggal, apa engkau akan
berpindah ke lain hati?”. Sang istri pun menjawab, “Demi Allah, itukah yang
menyebabkanmu menangis”. “Iya, wahai istriku” jawab sang suami. Kemudian sang
istri pun berkata “Aku juga mengingat kebaikanmu beserta rasa cintaku yang juga
besar padamu. Lama aku khawatir dirimu bersandar ke lain hati jikalau aku
meninggal kelak”. Lalu suaminya pun menjawab, “Aku haram menikah lagi dengan
wanita lain jikalau engkau berpulang duluan, namun aku pun lebih berharap kita
kan dapat pulang kepada-Nya bersama diwaktunya kelak”.
Selang beberapa waktu, sang istri meninggal dunia, dan suaminya pun sangat
sedih dan tertekan menerima itu. Melihat keadaan itu, keluarganya pun khawatir
kalau ia akan menjadi gila. Akhirnya, mereka sepakat untuk menikahkannya lagi
dengan memperkenalkannyaa kepada beberapa wanita. Sang suami itu pun menolak
dengan baik seraya berkata “aku selalu teringat akan janji dan rasa cintaku
pada istriku, dan tak ingin ku membaginya tuk yang lain. Tiada cinta tanpa rasa
sakit ketika kehilangan. Tiada rindu yang mendalam ketika ku kehilangannya.
Namun, rasa sakit ini kan ku jadikan alat tuk melatih kesabaranku beserta rasa
rinduku yang akan ku simpan rapih dalam hatiku sebagai bekal tuk bertemu
dengannya kembali di surga nanti.”.
Keindahan cinta bukanlah sesuatu yang tercipta begitu saja tanpa usaha, bukan
juga sesuatu yang dapat dibentuk oleh satu pihak saja. Keindahan cinta adalah
sesuatu yang dibentuk dari sebuah niat dan teka yang kuat juga kesungguhan doa
serta kebiasaan baik bersama yang dilakukan secara konsisten secara Ihklas dan
tulus sedini mungkin sehingga Insyaallah dengan sendirinya kebiasaan itu kan
melekat dan membudaya dalam diri dua insan yang saling mencintai.
0 komentar:
Post a Comment